• 1 Project 1
    Suspendisse turpis arcu, dignissim ac laoreet a, condimentum in massa.
  • 2 Project 2
    uisque eget elit quis augue pharetra feugiat.
  • 3 Project 3
    Sed et quam vitae ipsum vulputate varius vitae semper nunc.
  • 4 Project 4
    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.

NEWS: FENOMENA NABURO

| |
komik naburo terjejer di rak toko buku
Mungkin beberapa orang pernah mendengar judul –judul cergam ini, Naburo, Ben12, One Peace. Saya bukan salah tulis, namun judul-judul yang memiripi komik manga dan amerika terkenal itu memang ada, dan diterbitkan. Ya, diterbitkan!
Cergam-cergam yang jelas-jelas mengambil karakter dan cerita dari komik yang sudah ada ini jelas melanggar hak cipta dari pengarangnya, dan terlebih lagi gambarnya pun mengambil dari panel komik lain. Contohnya naburo yang mencomot sana-sini, dan menyunting gambar terang-terangan dari komik naruto, dan slam dunk. Walaupun demikian banyak cacat, komik-komik bajakan ini tetap dapat melenggang dengan santainya di rak-rak toko buku besar di berbagai kota.

Beberapa orang mungkin emosi karena Indonesia jadi kehilangan muka di mata dunia. Namun fenomena yang terjadi ini tak lepas hukum aksi-reaksi dari penerbitan cergam kita. Penerbitan komik di Indonesia seringkali menutup diri terhadap cergamis lokal yang hendak menerbitkan karyanya, tenrunya dikarenakan kualitas cergam kita masih susah mengejar hasil industri komik sebesar Jepang, Eropa, dan Amerika yang mendominasi pasar dalam negeri.

Dan tentunya kita harus memaklumi, di era cergamis generasi baru, kita sangat kekurangan pasokan cergam sehingga cergamis muda yang masih tahap belajar sangat mungkin meniru komik impor dari luar yang populer dan kekurangan kemampuan untuk meramunya menjadi sesuatu yang berbeda dan unik. Pada jaman 1970-an pun cergam lokal juga tidak luput dari penjiplakan, ambil saja laba-laba merah dengan spiderman, kapten mar dengan batman, dan banyak lainnya. Di samping itu muncul penerbit asal-asalan yang mau menerima cergam setengah jadi, yang tentunya menggiurkan bagi cergamis muda yang kesulitan mencari penerbit sungguhan yang mau menerima karyanya.

Dari fenomena ini mari kita semua belajar, dari penerbit agar lebih terbuka terhadap karaya lokal, dari pembaca agar senantiasa mendukung cergamis baik yang amatir maupun profesional, dan dari cergamis mari selalu berusaha menekan kemampuan diri sejauh mungkin dan mampu menyadur referensi dengan baik.

0 komentar:

Post a Comment