Halo
teman-teman Cergamis! Feature interview kali ini hadir di Blog ini. Saya
hadirkan interview dengan tamu spesial, Andya Dewakinnara, salah satu komikus
dari lesehan studio.
Lesehan
studio sendiri adalah salah satu studio komik lokal yang berasal dari Jogja
digawangi oleh Muhammad Fathanatul Haq, alias Matto Haq dan berdiri sejak 2008.
Studio ini cukup dikenal oleh para penikmat komik lokal melalui karya-karyanya
yang diterbitkan penerbit koloni, seperti 1SR6, Creator Jade, dan Jalan Komik,
serta Beberapa komik yang didistribusikan di webnya, Lesehanstudio.com dan situs tertentu seperti Makko.co atau
Ngomik.com.
Langsung saja silahkan simak interview
Cergam Monastery dengan mbak Andya Dewakinnara.
Cergam Monastery: Halo mbak Andya
Dewakinnara, bisa ceritakan sedikit mengenai profil anda di Lesehan Studio?
Nara: Saya Andya Dewakinnara, panggil
saja Nara, bergabung di Lesehan studio tahun 2009, posisi saya sebagai komikus
dan ilustrator.
Butterfly, komik karya Andya Dewakinnara |
Cergam Monastery: kira-kira berapa banyak
komik yang telah Lesehan Studio terbitkan?
Nara: dari penerbit gramedia Koloni
sendiri ada sekitar 3 buku belum termasuk kompilasi, dan dari web sendiri juga
lumayan banyak, sekitar 5 buah judul dan beberapanya masih dalam proses.
Interviewer: Bagaimana langkah-langkah
prekrutan anggota Lesehan studio?
Nara: dulu waktu masih baru didirikan,
perekrutan dari Lesehan studio sendiri tergantung siapa yang berminat, jadi terbuka.
Di Lesehan studio yang baru ini sendiri, kami belum membuka perekrutan anggota
baru.
Interviewer: Apa yang membuat studio
anda berbeda dengan studio komik lain?
Nara: mungkin yang membuat Lesehan
studio ini berbeda adalah sistem asas kekeluargaan dan iklim kerja yang nyaman
serta tanpa tekanan.
Interviewer: Bagaimana tahap produksi
pembuatan komik di Lesehan Studio dari awal sampai akhir?
Nara: tahapannya, mulai dari menyaring
dan menyeleksi cerita, kemudian tahap pengerjaan memilih main artist jika komik
disusun terpisah antara story writer dan artist. Sementara dalam memilih
asisten pun terserah siapa yang kosong dan mau. Dan untuk quality control ada
editor dan ketua kami yang bertanggung jawab.
Interviewer: Lesehan Studio sendiri
termasuk pihak mana, classicist, animist, formalist, atau iconoclast?
Nara: dalam membuat komik kami
fleksibel, tidak menutup kemungkinan mencoba berbagai macam bentuk komik. Namun
mungkin kami cenderung memperhatikan dan mementingkan keindahan art
(classicist) dan penyampaian cerita yang menarik dan unik (animist) dalam
setiap proyek kami.
Interviewer: Mana yang lebih
dipentingkan? Idealisme atau Komersialisme?
Nara: pada awal berdirinya kami, kami
lebih idealis, membuat komik semau apa yang inginkan. Tapi sekarang, seiring
dengan langkah kami yang sudah go public, jadi kami juga lebih memperhatikan
keinginan pasar, kami juga memperhatikan sisi komersialis ini.
Komik karya Lesehan yang diterbitkan di Koloni |
Interviewer: Menurut anda bagaimana
posisi komik lokal terhadap komik impor?
Nara: posisi komik kita sendiri saya
lihat masih belum bagus dibandingkan komik luar karena standar kita sendiri
belum jelas. Walaupun tidak menutup kemungkinan beberapa ada yang mampu
bersaing tapi lebih memilih berkarya di Industri luar negeri. Mungkin di
karenakan industri kita sendiri belum cukup menghargai keberadaan komikus kita.
Cergam Monastery: Menurut anda apakah pasar
komik web cukup menjanjikan daripada konvensional?
Nara: Di Era digital seperti sekarang
ini media web sangat bermanfaat untuk publikasi, agar masyarakat baik lokal
maupun internasional mengetahui bakat kita dan dapat menikmati karya kita.
Jadi, baik komikus maupun pembaca sangat bebas mengambil peran dalam memajukan
industri komik kita.
Tampilan halaman depan Lesehanstudio.com |
Cergam Monastery: Menurut anda genre sperti
apakah yang paling banyak diminati pembaca Indonesia?
Nara: saat ini genre yang berkembang
di pasar pembaca lokal kita lebih ke arah action dan romance. Mungkin karena
ringan dan gampang dipahami pembaca dengan demografi beragam.
Cergam Monastery: Lebih penting mana?
Kualitas art atau cerita?
Nara: menurut saya dan Lesehan studio
sendiri, keduanya perlu dan harus seimbang, karena keduanya saling mengikat
satu sama lain. Menciptakan komik yang indah namun tidak mampu bercerita dengan
baik, menurut kami kurang pantas.
Cergam Monastery: Bagaimana pendapat anda
terhadap orang yang menyatakan ketidaksukaan terhadap komik lokal bergaya
manga?
Nara: menurut saya sah-sah saja, semua
orang memiliki selera masing-masing, dan juga para pembaca kritis meninginkan
sesuatu yang baru dan orisinil. Kami sendiri sebagai komikus lebih memikirkan
keinginan pasar, nyatanya pasar lebih cenderung ke arah manga. Tapi alangkah
baiknya jika kita menginovasinya menjadi sesuatu unik dan berbeda.
Cergam Monastery: Menurut anda seberapa pentingkah
memasukkan ciri budaya lokal kedalam komik?
Nara: menurut saya, cukup penting.
Karena industri kita sendiri masih belum besar dan harus menunjukkan identitas
yang kuat dan memberi sesuatu yang baru agar dapat menarik pembaca dan bersaing
di pasar global. Selain itu juga dibutuhkan untuk lebih mengenalkan dan
menumbuhkan kecintaan terhadap Indonesia kepada seluruh pembaca.
Cergam Monastery: Menurut anda apakah
Industri komik saat ini, baik penerbit maupun pembaca, memberi perlakuan pantas
terhadap komik lokal? Dan apa harapan Anda?
Nara: menurut saya, masih sangat
kurang sekali. Mungkin karena masayrakat kita sendiri masih kurang dapat
menghargai seni dan mengesampingkannya dengan isu-isu sosial lain. Dari sistem
industri kita, dan pendapatan royaltinya saja juga masi belum jelas, maka saya
bisa bilang, belumlah terwujud apa yang disebut industri komik Indonesia.
Saya berharap para pejuang komik di
Indonesia tidak patah arang, dan semoga para penerbit dan pembaca terus
mendukung perkomikan Indonesia.
Cergam Monastery: Terima kasih banyak buat
mbak Andya Dewakinnara atas waktu dan kesediaannya kami interview. Semoga terus
sukses dengan Lesehan Studionya.
Nara: Sama-sama. Sukses juga buat anda!
Lebih lengkap dan dekat mengenai Andya
Dewakinnara dan Caravan Studio-nya, silahkan mengunjungi link web berikut:
Pemuatan interview maupun gambar yang
ada dihalaman ini telah mendapat persetujuan dari Andya Dewakinnara.
0 komentar:
Post a Comment