|
knight of apocalypse full cover |
War! As the great Kingdom of Black Sun mobilizes its powerful
military forces toward its neighbouring nations in desperate attempt to once
more seize total domination of the galaxy by force, a tide of a new bitter war
is rising. A band of allied warriors of diferrent origins and motivations, with
a help from a strong, war-wearied mysterious warrior named Lex stands as the
last line of defense against the Black Sun’s aggression.
Knights of Apocalypse tells the story of this great war through
the eyes of Lex as he ventures through the raging battles, collecting the
pieces of his past that will uncover the deep and startling secret of his true
identity, and discovering the true meaning of life itself in a world scarred
and torn apart by greed and bitter conflicts.
Penerbit: self-publish
Cerita&gambar: Is Yuniarto
GambarBG: John G. Reinhart
Skrip: Aswin Agastya
Sebelumnya saya
ingatkan dulu, bagi yang belum membaca, review ini mengandung beberapa spoiler.
Selain itu saya berusaha mereview se-obyektif mungkin, kalau ada
ketidaksetujuan mari kita bicarakan.
Mungkin agak terlambat bagi
cergamonastery baru membahas cergam trilogi karya Is Yuniarto dan teman-temannya
yang terbit 2007-2009 ini. Namun tak ada salahnya, karena komik ini patut menjadi
contoh bagi cergamis generasi baru, termasuk saya. Oke mari kita bedah buku
ini.
ART
Kover dari Knight of Apocalypse sangat menarik, dari segi artistik sangat
bagus dengan warna yang indah, selain itu kover ketiga buku trilogi ini bila
digabung menjadi satu akan terbentuk menjadi satu bentuk artwork utuh. Ide yang
menarik.
Masuk ke dalam isi bukunya,
setiap gambar dari tiap panel, tiap halaman, sangat detil dan bagus. Desain karakternya
juga sangat khas dan menarik dari segi visual. Gesture aksi serta ekspresi dari
karakternya sangat luwes. Dan yang lebih penting, tidak terlihat penurunan
kualitas art, justru meningkat dari buku pertama sampai terakhir.
Singkatnya, great!
STORY
Setting masa depan, dengan
campuran arsitektur dan kultur modern, ala timur tengah, Indonesia, dengan
Yunani abad pertengahan, merupakan konsep yang manis dan menarik buat saya.
Tema sci-fi yang dibawakan juga
sejalan pendalaman setting ceritanya, dimana teknologi membawa peranan penting
dalam jalannya perang. Cerita dan konsep penuh intrik politik, heroisme yang
dibawakan buku ini dari jilid pertama sangat kompleks sehingga mampu membangun
plot dan sub-plot yang begitu menarik.
Walaupun ide cerita tentang “tokoh
utama misterius yang amnesia berusaha mencari kembali ingatannya” terdengar
klise pada jaman sekarang ini, namun latar belakang setiap tokohnya terjalin
baik dengan dunianya dan alur ceritanya. Setiap tokoh baik protagonis antagonis
punya ambisi dan tujuan yang kuat dan masuk akal.
Saya salut dengan kerja keras Is
Yuniarto dkk. Cerita sekompleks ini seharusnya bisa jadi lebih dari 10 buku!
CHARACTER
Semua karakter terasa unik dari
segi penampilan fisik maupun personality membuat cerita terjalin dengan
kompleks. Beberapa karakter yang menonjol antara lain,
Janus von Drache alias Lex, sebagai
tokoh utama, sifat heroiknya sangat tipikal, namun mampu memposisikan diri
menjadi karakter yang mudah dirasuki pembaca, sehingga pembaca merasakan
jalinan cerita dari sudut pandang tokoh dan sikap-sikapnya.
Regine alias Ilumia sebagai wanita yang misterius,
sekaligus destined love dari tokoh utama, kesan yang dibangun sangat misterius
untuk karakter ini malah terasa berlebihan dan menutupi peran pentingnya. Namun
sisi baiknya, kesan misterius ini baik untuk membangun rasa penasaran pembaca
terhadap identitas “yang tak terkalahkan” yang tidak terbongkar sampai akhir
cerita.
Wolfenstein sebagai tokoh antagonis, ia memberi nuansa ketegangan pada cerita,
dimana Janus dituntut untuk dapat mengimbangi Wolfenstein.
Garibaldi sebagai main villain, dia memiliki kepribadian yang dalam serta
tujuan yang unik. Ambisi gila untuk menghancurkan tata surya cukup masuk akal
didasari sakit hati dan penghianatan yang dia alami sampai berakibat cacat
parah.
Tokoh protagonis sampingan lainnya
seperti Andrea yang pendiam, Ivette yang periang dan kocak, Krazville yang konyol dan nekat, serta Shundava yang dingin dan cerdas, sangat
mewarnai cerita dan membangun alur dengan sangat menarik. Sayangnya kelompok L’egalite Legion selain Ilumina kurang pendalaman dan hanya
sekedar berlalu.
PLOT
Story telling dari trilogi ini
sangat bagus dan mudah dinikmati. Ketegangan cerita, emosi rasa penasaran didapatkan
pembaca melalui penyampaian yang tepat. Potongan cerita flashback ditempatkan
dengan efektif.
Alur cerita tipikal game-game RPG
ini walaupun sering dipakai, namun Is Yuniarto mampu menyajikannya secara
berbeda didukung konsep cerita dan dunia yang kompleks. Intro dari cerita
sangat menawan dan memudahkan pembaca mengenal dunia dan karakter utamanya, Pembangunan
alur ke arah klimaks juga sangat baik.
Sayang pada buku terakhir alur
terasa terlalu dipercepat sehingga intense yang dibangun kurang menancap.
OVERALL
86/100
Hebat! Trilogi
yang memiliki konsep cerita yang kompleks sperti ini jarang sekali ada di
Indonesia. Walaupun alur terasa terlalu cepat, dan pendalaman karakter kurang,
namun kualitas keseluruhan dari komik ini sangat memuaskan. Komik yang wajib
anda baca!